Dari tempat ku duduk.

dari tempat ku duduk ini, dari atap rumah yang tak berlapis plafon aku menatap lamat-lamat beberapa helai benang yang dibuat usah payah oleh laba-laba hitam berkaki panjang. aku menertawakan kehidupan, aku melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda dan tak bermakna. aku memerlukan waktu panjang dan merenung bahwa kehidupan bukanlah suatu yang patut diperjuangkan apalagi secara cuma-cuma.

ada banyak pelik dari kepala-kepala berapi dan mulut-mulut yang penuh racun, kehidupannya tak akan gurih dan renyah apabila tak mengancam kesenangan mahluk lain, kita harus menelisik jauh sejauh darah mengalir dalam nadi, menelisik sumber-sumber racun yang dikeluarkan hingga akhirnya kita memahami bahwa racun itu di proses dari trauma dan kisah kelam masa lalu. berbumbu cacian, berbahan kenestapaan lagi ketidak berdayaan dalam menghadapi apa-apa yang menyakitkan.

dengan tubuh yang seperti dikutuk kesendirian ini, aku diberi mandat taat oleh kuasa tubuh bahwa kesepian harus selalu di jaga agar hati dan pikiran mu tetap menjadi manusia yang memahami alur racun yang menjalar itu. meskipun tubuh ku sendiri telah di gerayangi rasa-rasa dan berlumur lempung hitam bacin dan memuakan, sebab pada akhirnya kematian bukan sebuah akhir dari kehidupan, sebab kita tahu bahwa manusia sejatinya tak akan pernah mati. layaknya sistem pada sebuah perhitungan  jumlah database ia hanya di berhentikan sejenak dari sistem satu untuk berpindah pada sistem yang lainnya. yaa itu lah kehidupan dan kematian.

maka kesimpulannya adalah kita akan terus hidup bahkan ketika kita akan di matikan dari satu sistem. jadi apalah arti kehidupan dan nafas segar yang kau perjuangkan yang kau cari dari sesuap nasi berlaukan cacian dan setumpuk pekerjaan, kau makan itu setiap hari agar kenyang dan bugar supaya tetap hidup dan berlarian. padahal apa pula yang harus di takutkan ketika kita menyadari bahwa sesungguhnya kita tak akan pernah mati, kita hanya berpindah tempat saja bukan nasib.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAPUT DARA KU (Sebuah Cerpen)

Keterlibatan Anak dalam Pembangunan Berkelanjutan: Menghormati dan Melindungi Hak Mereka. Lalu Apakah Hak Tersebut Telah Terpenuhi? (Sebuah Opini)